EnglishFrenchGermanItalianJapaneseKoreanRussianSpanish

“Kita tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita, kita meminjamnya dari anak cucu kita maka kembalikanlah secara utuh"

“Tugas yang paling penting jika kita menyelamatkan bumi yaitu dengan cara mendidik"

(The most important task, if we are to save the earth is to educate)

Sir Peter Scott, Founder WWF

“Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan melibatkan cara melihat dunia yang berbeda.”

Inger BjÖrneloo, Pelatih Guru, Universitas GÖteborg Swedia

“Pembangunan lestari memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengkompromikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya.”

“Kebersihan akan melahirkan banyak nilai-nilai positif. Membiasakan diri untuk menjaga kebersihan membuat anda dipenuhi berbagai karakter-karakter positif”

Mari Menyelamatkan Pohon dengan Memanfaatkan Kertas Daur Ulang

Senin, 6 Februari 2017 by Hijrah Nasir

Senyum sumringah tampak di wajah siswa kelas 4 SD 2 Karangrejo ini. Sambil menunjukkan buku dari kertas daur ulang yang telah ia hias dengan bunga kering dan biji-bijian, ia menjelaskan proses pembuatan kertas daur ulang yang ia buat bersama teman-temannya.

Pelatihan pembuatan kertas daur ulang dan kompos menjadi kegiatan di SD Karangrejo selama 4 hari mulai dari tanggal 24 hingga 27 Januari 2017. Dibantu oleh volunteer dari AIESEC UNILA dan 1 mahasiswa asing dari China, tim ESD WWF memberikan materi dan praktek kepada siswa-siswi yang diharapkan dapat membantu mereka mengenali sampah organik dan an-organik serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pada kunjungan tim ESD di SD Karangrejo kali ini, para siswa mendapatkan pelajaran tentang pembuatan daur ulang kertas, pembuatan kompos dan kebun sekolah. Sambil menggunting kertas koran yang akan didaur ulang, tim ESD bercerita tentang manfaat mendaur ulang kertas untuk menjaga lingkungan.

“Jika penggunaan kertas semakin tinggi, maka akan semakin banyak pohon yang ditebang. Sehingga pemakaian kertas daur ulang akan menghemat penggunaan kertas kita. Kalian tentu tidak ingin pohon yang memberi banyak manfaat bagi manusia habis ditebang, kan.” Ucap Hijrah Nasir, staff komunikasi dan edukasi WWF TNBBS Lampung.

Pagi itu mereka membawa kertas koran dan kertas bekas dari rumah yang akan diolah menjadi kertas daur ulang. Setelah dipotong kecil-kecil, kertas tersebut direndam hingga hancur lalu dihaluskan dengan menggunakan blender atau ditumbuk dengan lesung hingga halus. Lalu disaring dan dicetak untuk kemudian dikeringkan di bawah terik matahari dengan media papan tripleks.

Selain mengikuti praktek daur ulang kertas, siswa-siswa juga diajak membuat pupuk kompos yang dipandu oleh Pak Tugino, salah satu trainer sekolah lapang kopi WWF Indonesia. Mereka mengikuti dengan antusias dan ikut mengumpulkan sampah organik yang akan diolah menjadi kompos. Nantinya pupuk kompos yang mereka buat ini bisa diaplikasikan di kebun sekolah.